Tuesday, December 20, 2011

Pulau Menjangan, Surga Bawah Air di Bali Barat


Kawasan Bali Barat memang tidak sepopuler wilayah Bali Selatan dengan Kuta dan Seminyaknya, ataupun Bali bagian Tengah dengan kawasan Ubud dan Kintamani yang menawarkan udara sejuknya. Namun, pesona kawasan Bali Barat tidak boleh dilewatkan begitu saja. Wilayah ini secara geografis lebih dekat dengan Banyuwangi dibandingkan dengan Kuta, jarak yang perlu ditempuh dari Kuta adalah 3 – 4 jam perjalanan dengan mobil ke arah Pelabuhan Gilimanuk. Bandingkan dengan perjalanan dari Banyuwangi yang hanya ditempuh dengan waktu 1 jam 30 menit saja, termasuk waktu penyebrangan feri dari Pelabuhan Ketapang ke Pelabuhan Gilimanuk. 


Pulau Menjangan termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bali Barat, pulau ini tak berpenghuni. Dinamakan Pulau Menjangan karena terdapat menjangan/rusa pada pulau ini, namun saat ini keberadaannya cukup sulit dijumpai. Pulau Menjangan bukanlah pulau yang besar, dengan luasnya yang hanya 175 hektar. Kontur di Pulau Menjangan termasuk gersang, hanya dijumpai karang, batuan vulkanik dan beberapa tanaman kering yang memang sesuai dengan kontur wilayah Bali Barat.

Namun, perairan di sekitar Pulau Menjangan menawarkan pemandangan bawah air yang akan membuat kita takjub jika berada di dalamnya.

Mobil kami pacu dengan kecepatan 60km/jam dari Kuta, menyusuri bagian Selatan Pulau Bali mulai dari Kuta kemudian naik ke Tabanan dan selanjutnya menyusuri jalur pantai ke arah Gilimanuk. Padatnya kendaraan menuju Pelabuhan Gilimanuk dari arah Denpasar diakibatkan periode libur Lebaran yang akan berakhir cukup membuat mobil kami tersendat pada beberapa titik. Berbekal GPS dan peta Bali yang kami bawa, mobil kami belokan menuju jalan alternatif, yaitu melewati Pupuan. Jalan yang kami pilih memang relatif sepi, kami tidak banyak menemui kendaraan lain yang melewati jalan ini. Jalan berkelok-kelok dan kontur jalan sempit dengan pemandangan sawah khas Bali yang nampak menghijau di kejauhan. Benar-benar pemandangan yang membuat nyaman saat melihatnya. Dua jam kemudian, kami sudah sampai di Bunutpanggang, pesisir Utara Pulau Bali yang cukup dekat dengan Lovina.

Jalan di Utara Bali cukup sepi, sehingga mobil kami pacu lebih cepat agar sampai di Banyuwedang lebih cepat. Banyuwedang adalah dermaga dimana perahu menunggu kami untuk menyebrang menuju Pulau Menjangan. Mobil kami parkirkan di pelataran parkir dermaga, dermaga ini bukanlah dermaga besar, beberapa perahu bersandar di pinggir dermaga, menunggu penumpang yang menyewa.
Dermaga Labuan Lalang

“Hai..akhirnya kalian datang juga”, sambut ramah teman kami dari Malang yang sudah menunggu cukup lama di warung dekat dermaga dan juga Bli Gede yang akan menjadi guide kami menuju Pulau Menjangan. Bli Gede sudah mempersiapkan segala yang kami butuhkan, seperti membayar biaya administrasi masuk kawasan Taman Nasional Bali Barat, alat-alat snorkel, dan juga perahu.

“Maaf Bli, kami terlambat datang sesuai yang kami janjikan sebelumnya, karena kami sempat tersasar saat di jalan kesini”, jawab saya.
Do's and Don't's di Pulau Menjangan

Mesin perahu berderu-deru setelah dinyalakan, perlahan tapi pasti perahu mulai meninggalkan dermaga. Perahu cukup besar untuk diisi sekitar 10 orang, dari kejauhan nampak dua resort yang terletak di mengapit dermaga Banyuwedang, yaitu Novus Gawana dan Mimpi Resort, sungguh resort yang sangat romantis gumam saya saat itu, dengan dermaga kecil di ujungnya. Perahu diarahkan menuju dermaga kecil di Novus Gawana, Enda, salah satu teman saya memilih untuk diving di Pulau Menjangan, dive operator-nya ada di Novus Gawana.
Novus Gawana Resort
Kolam Renang Novus Gawana

Tak lama setelah menaikan 4 tabung oksigen dan perlatan diving lainnya, perahu benar-benar diarahkan ke bagian Utara Pulau Menjangan. Saya mencoba membuka obrolan dengan Gay, pria berkewarganegaraan Inggris yang menjadi dive guide Enda.

“So, what do you think about diving at Menjangan Island? I heard it’s awesome”, Tanya saya agak keras karena bunyi mesin perahu yang agak kencang.

“Well, I have been dive in several places in Indonesia, and each place has own unique, but Menjangan is totally good spot”, jawabnya.

“Yesterday, I dived in Tulamben, which one better with Menjangan Island?” Tanya saya sambil terus mencoba mencari komparasi seberapa bagus Pulau Menjangan ini.

“Tulamben is good, because it has wreck-ship, but Menjangan has good coral garden” jawabnya sambil menyiapkan tabung oksigen yang akan digunakan.

Ombak yang cukup kuat membuat perahu bergoyang ke kiri dan kanan tak imbang, beberapa kali air masuk ke bagian buritan perahu. Empat puluh lima menit kemudian kami mulai memasuki bagian Utara Pulau Menjangan.

Sungguh apa yang saya lihat saat itu tidak akan pernah saya lupakan, beningnya air hingga terlihat dasar laut yang dipenuhi karang dan coral warna-warni, sekilas terlihat ikan yang hilir mudik seolah menggoda kami agar segera bercengkrama dengannya.
Beningnya Air Pulau Menjangan

Byurrr..saya melakukan lompatan salto ke dalam air, terasa begitu menyegarkan berada di dalam air, suhunya tidak terlalu dingin, baju selam shorty saya cukup menghangatkan saya dalam air ini.

“Heii…ayo cepat turun ke air, pemandangannya bagus sekali” teriak saya pada teman-teman yang masih ada di atas perahu. Tak lama Enda hilang dalam gelembung air, bersama dengan Gay dive guide-nya, saya berpesan pada Enda agar hati-hati, namun sepertinya tak terdengar olehnya.

Bli Gede mulai memandu kami menuju tempat-tempat yang sangat eksotis, jarak pandang dalam air sangat jernih, sekitar 15-20 meter. Terlihat sekelompok ikan menggoda saya untuk menghampirinya, begitu saya menghampiri, mereka menghilang ke balik terumbu karang warna-warni, tidak ada niat untuk mengejar mereka lebih jauh karena takut merusak karang yang memang menjadi potensi keindahan Pulau Menjangan.
Pemandangan Bawah Air Pulau Menjangan

Pemandangan Bawah Air Pulau Menjangan

Hiu Kecil

Bli Gede memberi isyarat kepada kami untuk melihat ke arah bawah secara cepat, saya yang penasaran pun cepat mengalihkan pandangan saya ke arah tersebut, tak disangka seekor hiu kecil berenang melintasi tepat di bawah kami, wah sungguh tak menyangka bisa bertemu hiu di perairan ini, walau saya tak tahu jenis hiu apa. Setelah hiu menjauh, saya mencoba mengeksplorasi perairan ini lebih dalam, beberapa kali saya melakukan duck-dive untuk melihat lebih dalam suasana disana.
Pemandangan Bawah Air Pulau Menjangan

Saya terpikat pada batu karang yang sangat besar dengan celah di tengahnya, sehingga menyerupai pintu masuk gua dalam air. Tidak ingin melewatkan momen ini, saya meminta kepada Abu salah satu teman saya, untuk difoto saat mendekati celah tersebut, kurang lebih 5 meter kedalaman hingga menyentuh bagian paling atas karang. Tidak lama setelahnya, Bli Gede memanggil kami semua untuk beristirahat sejenak di atas perahu setelah lelah snorkeling kesana-kemari.
Celah Karang di Pulau Menjangan

Enda sudah ada di atas perahu, dengan antusias dia bercerita bagaimana indahnya bawah laut Pulau Menjangan, dinding coral yang warna-warni, hingga pertemuannya dengan seekor penyu. Ah cerita yang membuat saya iri untuk bisa diving disana.
Pura di Pulau Menjangan
Di Pulau Menjangan ada sebuah Pura, pura tersebut sering dikunjungi oleh umat Hindu dengan menaiki perahu dari Labuan Lalang, biasanya mereka pergi di pagi hari dan kembali pada sore harinya.

Enda, Martha, Dhani, Abhu, Budi, Enda, Wisnu

Sauh dilempar ke dalam air, agar perahu tidak bergerak kesana kemari.

“Bli, sauh yang dilempar tadi apa tidak merusak karang di bawah?” Tanya saya kepada pengemudi perahu. 

“Tidak, karena sauh tersebut bukan kami kaitkan pada karang, namun pada tali di dasar” jawabnya yang membuat saya cukup lega.

Perahu tidak dapat bersender lebih dekat dengan pulau, karena karang menghalangi jalan perahu. Saya yang penasaran dengan keadaan pulau kemudian menceburkan diri ke dalam air lagi tanpa memakai fin, lalu berenang hingga tepian pulau. Perlu sedikit bermanuver saat berenang agar menghindari menyentuh karang yang berada sangat dekat dengan saya. Lima meter mendekati bibir pantai, berenang saya terusik oleh makhluk yang langsung masuk ke dalam karang. Penasaran, saya mencoba mengintip makhluk apa yang bersembunyi di balik karang tersebut, sekilas makhluk tersebut terlihat mempunyai antena panjang, menunggu dan menunggu dengan sabar akhirnya makhluk tersebut perlahan menampakkan dirinya yang ternyata seekor Lobster dengan ukuran cukup besar. WOW.
Dermaga di Novus Gawana

Senja di Labuan Lalang
Makan malam di dermaga
Senja hari, pemandangan di dermaga Novus Gawana Resort sungguh eksotis, ada satu buah meja yang telah diletakkan di ujung dermaga yang sepertinya pesanan tamu yang menginap disana untuk menikmati makan malam diiringi terbenamnya matahari.

Sayang petualangan saya dibatasi oleh waktu, perahu yang kami sewa menetapkan waktu maksimal 5 jam untuk menikmati indahnya Pulau Menjangan. Di lain waktu saya berjanji akan menjumpai indahnya perairan pulau Menjangan lagi.

Fact Behind Story :

Sewa mobil (Avanza)                            : Rp.150.000/hari
Sewa perahu + guide di Labuan Lalang : Rp.400.000
Sewa snorkel gear                                : Rp.50.000



3 comments:

  1. dimana penginapan yang recommended ya di sekitar menjangan? :)

    ReplyDelete
  2. Tentunya di Mimpi Resort atau Novus Gawana. Kalo mau budget sih bisa di homestay di sekitar sana, tapi tidak banyak.

    ReplyDelete

My TripAdvisor