Thursday, May 14, 2015

Serunya Belanja Online di Blibli.com

Di jaman sekarang yang serba digital, tren belanja sudah nggak jaman yang konvensional, seperti halnya penjual dan pembeli harus bertemu di suatu tempat untuk melakukan transaksi jual beli. Kuno! Belanja sekarang nggak perlu ketemuan antara penjual dan pembeli, cukup transaksi lewat dunia maya, melakukan pembayaran atas barang, dan barang akan dikirim melalui jasa kurir. Layanan belanja semacam ini disebut sebagai belanja online.

Ada banyak situs belanja online di Indonesia, salah satunya adalah Blibli.com. Blibli.com hadir dengan berbagai inovasi seru yang membuat pengalaman belanja online kamu makin asik. Mulai dari kemudahan pembayaran yang bisa menggunakan metode transfer bank, kartu kredit atau debit, dan fasilitas uang elektronik. Setiap pembayaran elektronik dijamin aman, tidak perlu khawatir adanya penyalahgunaan kartu karena Blibli.com memiliki sertifikasi VeriSign, Verified by VISA, MasterCard SecureCode dan Credit Card Fraud Detection System.

Blibli.com ini ramah di kantong lho, maksudnya kalo kamu udah pengen banget beli barang tapi uangnya belum cukup, bisa manfaatkan program cicilan melalui kartu kredit di Blibli.com. Barang apapun bisa dicicil di Blibli.com asalkan harganya melebihi dari Rp.500.000. Lamanya bervariasi, bisa cicilan 6-12 bulan tanpa bunga alias0%.

Tampilan website Blibli.com mudah dimengerti dan nggak bikin bingung yang baru pertama kali datang ke Blibli.com. Dengan warna tampilan dasar kombinasi putih dan biru, nggak bikin mata capek melihat website Blibli.com. Pelanggan hanya perlu mencari produk yang diinginkan melalui pencarian di “kategori”, atau jika sudah tahu barang yang mau dibeli apa, bisa langsung “search” produk sehingga menghemat waktu pencarian.

Karena belanja online ini pelanggan tidak melihat barangnya secara langsung, pelanggan harus jeli memperhatikan segala deskripsi yang disebutan pada produknya agar tidak salah membeli barang. Nah kalo ternyata pelanggan mendapatkan barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada website atau ada kerusakan saat barang diterima, Blibli.com menyediakan layanan pengembalian barang. Biaya pengiriman barangnya ditanggung oleh Blibli.com.

Kalo saya membeli suatu barang, biasanya mencari pertimbangan melalui membaca referensi produk dari pembeli sebelum saya. Ini penting, karena pengalaman orang lain yang menggunakan produk dapat saya jadikan acuan memilih barang. Setelah membeli barang di Blibli.com, kita juga bisa menulis ulasan produk yang kita beli. Setiap bulan Blibli.com akan memilih ulasan yang bagus dan dikasih voucher belanja di Blibli.com.

Nggak perlu takut belanja di Blibli.com, harganya bersaing kok, bahkan seringkali lebih murah dari situs belanja online lainnya. Ini sudah saya buktikan, ketika mau membeli barang biasanya saya membandingkan dahulu pada beberapa toko online lain agar mendapatkan harga terbaik. Selalu terbukti Blibli.com itu yang paling murah.

Kesulitan saat belanja online sering terjadi, saya pun beberapa kali mengalaminya saat belanja di Blibli.com. Hal ini disebabkan karena saya takut salah saat bertransaksi di Blibli.com. Penting banget bagi situs belanja online untuk menyediakan layanan customer service, untungnya Blibli.com sadar dengan hal ini. Blibli.com menyediakan layanan customer service yang aktif selama 24 jam 7 hari seminggu. Pelanggan tidak perlu takut mengalami kesulitan saat belanja. Inovasi lain dari layanan customer service Blibli.com adalah disediakannya layanan live chat dengan customer service Blibli.com yang sigap. Tidak perlu repot menelpon lagi. Asik kan?

Kalo bicara masalah promo, pasti banyak yang tertarik nih. Blibli.com sering mengadakan program promo menarik setiap hari, salah satunya Kamis Ganteng. Setiap hari Kamis diantara jam 10 pagi hingga 3 sore, Blibli.com memberikan 5 produk yang didiskon hingga 45%. Produk yang ada pada promo Kamis Ganteng bagus-bagus lho. Kapan lagi bisa dapetin produk-produk keren dengan harga miring kan?

Ketika situs belanja online lain memberikan harga pada setiap pengiriman barangnya, Blibli.com sebaliknya. Semua barang yang dibeli di Blibli.com tidak dikenakan biaya pengiriman alias GRATIS, walaupun dikirimnya keluar kota. Masih kurang keren apalagi coba Blibli.com?

Yuk belanja di Blibli.com!
Blibli.com Blog Competition

Tuesday, February 10, 2015

Pengelolaan Sampah di Gunung: Siapa yang Bertanggungjawab?


Tiga buah kantong plastik besar berisi sampah diletakkan di samping tenda, di sisi lain kumpulan sisa makanan dan botol air msineral berbagai merek dibakar di tengah-tengah rerumputan yang sudah mengering, sehingga menimbulkan kepulan asap yang cukup pekat pada gunung ini. Lalu mereka tertawa suka cita karena berhasil membakar sampah, mungkin merasa bahagia jika tidak perlu membawa sampah turun dari gunung.  

Sadarkah mereka jika yang dilakukan ini adalah pencemaran terhadap lingkungan dan akan menimbulkan collateral damage pada kelestarian alam? Sayangnya banyak pendaki gunung yang justru tidak sadar terhadap dampak membuang sampah di gunung. Sematan kata-kata sebagai pecinta alam yang melekat pada pendaki gunung sebaiknya dikaji ulang, apakah memang perilaku pendaki gunung benar-benar mencerminkan pecinta alam. Walaupun tidak perlu melakukan stereotyping terhadap semua pendaki gunung, namun pada banyak gunung di Indonesia dapat dijadikan bukti hasil dari perilaku tidak sadar lingkungan ini, baik itu gunung yang termasuk dalam kawasan taman nasional dan bukan kawasan taman nasional.



Alam tidak meminta manusia untuk hadir dan merusak ekosistemnya, sebaliknya hadirnya manusia diharapkan turut menjaga keseimbangan alam. Kerusakan ekosistem di gunung bahkan semakin mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Gunung yang seharusnya menjadi tempat penyangga kelestarian alam justru menjadi gunungan sampah. Masih ingat dengan foto dari acara yang diorganisir oleh salah satu merek outdoor di Gunung Semeru yang lantas mengubah Gunung Semeru menjadi seperti lautan sampah pada tahun 2012? Siapa pihak yang harus bertanggung jawab atas kejadian serupa? Tanggungjawab utama memang berada pada pihak penyelenggara, tetapi andaikan pendaki gunung yang jumlahnya mencapai ribuan orang pada acara tersebut mempunyai kesadaran yang tinggi terhadap sampah, tentunya tidak akan ada gunungan sampah yang menjadi persoalan paska acara tersebut.

Hal ini menimbulkan ironi, karena menikmati keindahan alam seharusnya bebas dari sampah, namun banyak pendaki gunung justru menambah volume sampah. Dominasi sampah yang paling banyak ditemui di gunung yaitu sisa perbekalan para pendaki. Kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya yang dilakukan di kota dibawa ke gunung, sehingga mereka enggan untuk membawa turun sampahnya.

Memang belum ada peraturan resmi pemerintah yang secara tegas menyebutkan mengenai pelarangan membuang sampah di gunung. Yang ada sebatas himbauan dan peraturan lokal dari pengelola kawasan untuk kesadaran membawa sampah kembali ke bawah saat pendakian ke gunung. Aturan hanya sebatas aturan, jika tidak ada sanksi dan kontrol terhadap peraturan tersebut akan sia-sia. Ada beberapa gerakan inisatif dari para penggiat pecinta alam, penjaga kawasan dan juga warga lokal untuk menyisir pelaku pembuang sampah di gunung. Ada hasilnya, namun belum maksimal, tidak sampai  membuat efek jera terhadap pelaku pembuang sampah. Sehingga kebiasaan untuk tidak membuang sampah di gunung sulit dihentikan.

Perlunya edukasi terhadap para pendaki gunung mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sudah pada tahap urgent. Para pendaki gunung harus dibekali pengetahuan mengenai pentingnya mengelola sampah yang mereka produksi saat melakukan pendakian. Idealnya sampah yang dihasilkan saat berada di gunung dibawa turun kembali, lalu dibuang di tempat pembuangan sampah yang tersedia. Membakar, mengubur, menimbun atau meletakkan sampah bukan solusi jangka panjang dalam mengelola sampah di gunung.



Tren mendaki gunung digemari mulai dari usia remaja, dapat terlihat dari kelompok-kelompok pendakian yang banyak didominasi oleh pendaki berusia di bawah 20 tahun. Biasanya dalam suatu rombongan pendakian, tidak semua pendaki adalah yang berpengalaman mendaki gunung, banyak juga yang melakukan pendakian perdana.  Pentingnya menerapkan edukasi terhadap pengelolaan sampah di gunung perlu juga difokuskan kepada pendaki perdana tersebut. Keinginan melakukan pendakian biasanya akan berulang, jika pada pendakian perdana mereka tidak mendapatkan edukasi mengenai cara pengelolaan sampah di gunung, selanjutkan mereka akan melakukan hal yang sama pada gunung-gunung lain yang mereka daki nantinya.

Selain itu diperlukan dukungan dari pemerintah untuk mengatasi kerusakan lingkungan di gunng akibat sampah. Perumusan grand strategy dari pemerintah diharapkan dapat diwujudkan agar dalam pengelolaan kawasan gunung ada dasar aturannya untuk menjaga gunung agar terbebas dari sampah yang berujung pada kerusakan lingkungan. Tidak perlu strategi yang rumit sehingga dalam penerapannya akan menemui kesulitan, namun strategi yang efektif dan efisien dalam menjaga kelestarian gunung dari sampah.

My TripAdvisor